Waspada Resiko Penyebaran Penyakit, Dinkes Pacitan Ingatkan Warga Terapkan PHBS

“Budayakan Pola Hidup Bersih dan Sehat dan harus selalu ditanamkan kepada semua masyarakat, agar kita terhindar dari berbagai penyakit,” tegas dr. Daru.

Oplus_131072

TIMES NEWS | Pacitan – Datangnya musim penghujan kembali meningkatkan resiko penyebaran penyakit, termasuk Leptospirosis, yang menjadi salah satu ancaman di daerah endemis, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan mengingatkan masyarakat agar tidak lengah, meski kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pacitan cenderung mereda.

“Meskipun sepanjang tahun 2025 baru tercatat 51 kasus leptospirosis tapi apabila lengah menjaga pola hidup bersih dan sehat akan beresiko meningkatnya kasus tersebut,” ucap dr. Daru Mustikoaji, minggu (11/05/2025)

Data kasus Leptospirosis per wilayah menunjukkan penyebaran yang cukup merata, dengan Nawangan menjadi kecamatan tertinggi yakni 18 kasus. Disusul Tulakan dan Wonokarto masing-masing 8 kasus, Bandar 5, Pringkuku dan Ngadirojo masing-masing 4 kasus, Kebonagung 2, serta Ketro dan Tegalombo masing-masing 1 kasus.

“Budayakan Pola Hidup Bersih dan Sehat dan harus selalu ditanamkan kepada semua masyarakat, agar kita terhindar dari berbagai penyakit,” tegas dr. Daru.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pacitan, drg. Nur Farida. Menyampaikan, meskipun angka kasus Leptospirosis tahun ini turun signifikan, potensi penyebaran tetap ada jika masyarakat tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) secara konsisten. Semua itu belajar dari Leptospirosis tahun sebelumnya.

“Terkait ini, puskesmas harus segera melakukan langkah pencegahan, dengan sosialisasi secara langsung atau melalui media, berkoordinasi dengan pemerintah desa maupun edukasi pencegahan kepada masyarakat,” jelasnya.

Dalam hal ini puskesmas sudah melakukan sesuai petunjuk Dinkes :
1. Sosialisasi kembali kepada semua unsur masyarakat baik secara langsung maupun melalui media
2. Pelacakan kasus terduga
3. Berkoordinasi dan bekerja sama dengan desa terkait pelacakan kasus maupun sosialisasi pencegahan.

Adapun dari sisi pelayanan rumah sakit, seorang pasien asal Desa Tanjung Lor berinisial Tn S, yang teridentifikasi terkonfirmasi Leptospirosis, sebelumnya dirawat intensif di ICU RSUD dr. Darsono Pacitan pada Sabtu, 10 Mei 2025 kemarin, namun kini kondisinya telah membaik. Pasien tersebut sudah pindah ke bangsal Bougenville 1.

Dikutip dari media Faktanews24.com Kepala Bagian Tata Usaha RSUD dr. Darsono Pacitan, dr. Johan Tri Putranto membenarkan informasi tersebut.

“Iya, benar ada Tn S yang kita rawat karena Leptospirosis, rujukan dari Puskesmas Tulakan. Alhamdulillah, hari ini membaik. Mohon doanya, semoga bisa sehat seperti sediakala,” ungkap dr. Johan saat dikonfirmasi. (**,Dn)

Exit mobile version