Waspada Demam Berdarah Menyatroni Masyarakat Kabupaten Pacitan 

Dinas Kesehatan Pacitan tidak memungkiri kalau sedang ada endemis terkait Demam Berdarah (DBD),

TIMES NEWS | Pacitan – Disaat musim penghujan merupakan pemicu lahirnya jentik-jentik nyamuk salah satunya nyamuk yang membawa petaka Demam Berdarah Dengue (DBD) menyatroni masyarakat Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

 

Dinas Kesehatan Pacitan tidak memungkiri kalau sedang ada endemis terkait Demam Berdarah (DBD), mencatat hingga 17 Maret 2024 ada 98 kasus warga yang terjangkit penyakit DB. Namun demikian masih belum bisa dikatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan perhitungan tertentu sesuai dengan kejadian-kejadian berkala.

 

“Kalau bicara di bulan Maret 2024 dibandingkan bulan Maret 2023, perbandingannya Maret 2023 ada 36 kasus sedang Maret 2024 ada 22 kasus. Jadi kesimpulannya belum terlampaui, artinya masih belum bisa atau tidak bisa dikatakan KLB dan saya enggak pengin terlampaui itu”. Ungkap drg. Nur Farida kepada awak media. Kamis (21/03/2024)

 

Akan tetapi, menurut Nur Farida, di tahun 2024 ini ada yang berbeda dibandingkan 2023 lalu. Terpantau di Kecamatan Donorojo kali ini memiliki catatan tertinggi dengan jumlah 14 kasus DBD dengan rentan waktu tiga bulan ini

 

“Kalau tahun 2024 ada yang berbeda dari tahun sebelumnya, biasanya wilayah kota yang padat pemukiman yang terkena DBD setiap tahun. Namun, di tahun 2024 ini kecamatan Donorojo yang biasanya jarang terkena DBD ini malah penyumbang angka tertinggi dengan 14 kasus,” terangnya.

 

Atas kejadian beberapa hari yang lalu di puskesmas donorojo tersiar kabar adanya pembludakan pasien dijawab oleh Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pacitan, drg Nur Farida

 

“Meskipun kecamatan donorojo menyumbangkan 14 kasus itupun selama tiga bulan ini, jadi yang terkena demam kemungkinan banyak namun yang positif terdampak DBD hanya 14 saja”. Jelasnya.

 

Maka dari itu saat ini Dinkes kabupaten Pacitan terus melakukan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat, hingga melakukan upaya fogging terutama di wilayah Donorojo. “Kalau kami bergerak cepat untuk memberikan edukasi bukan berati akan memberikan rasa ketakutan kepada masyarakat terkait munculnya Nyamuk pembawa penyakit DBD tersebut”, ucapnya.

 

Selain itu, lanjut drg Nur Farida, pihaknya telah melakukan koordinasi juga dengan pihak Puskesmas di 12 Kecamatan untuk melakukan pencegahan kepada masyarakat terutama bagaimana menekankan pola hidup bersih dan selalu membersihkan tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk.

 

“Jangan menyalahkan musimnya, jika jentik-jentik tidak ada maka tidak akan ada nyamuknya, meskipun memang dimusim penghujan kalau masyarakat sadar akan kebersihan dan selalu menerapkannya, utamanya ditempat tempat genangan air harus rutin di cek,” pungkas drg Nur Farida.

Perlu diperhatikan Gerakan 3M merupakan cara ampuh untuk menekan angka penyebaran penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue). Istilah dari 3M pasti sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat, ini merupakan salah satu program Kementerian Kesehatan. 3M sendiri merupakan singkatan dari Menguras (Menguras tempat penampungan air), Menutup (Menutup tempat penampungan air) dan Mengubur (Mengubur barang bekas). (Ans)

 

Exit mobile version